Rabu, 23 Februari 2011

Internet Dimatikan, Film Hollywood,


Internet Dimatikan
 
Di sejumlah negara di dunia internet dimatikan dikarenakan aksi protes yang digalang menggunakan internet. hal ini terjadi di negara-negara di kawasan Arab. nampaknya internet telah menakutkan bagi sejumlah pemerintahan di beberapa negara. hal inilah yang cukup mengagetkan. ini juga menandakan bahwa tingkat penyerapan internet bagi warga dunia ini, telah tinggi. misalnya dalam sejumlah aksi protes, diambil gambar-gambar mengenai aksi protes itu & disebarkan melalui situs Youtube.


cina pun selalu ketat dalam menyensor konten-konten di internet. negara yang terkenal dengan industri komponen IT ini justru tidak membebaskan akses internetnya. namun di internet ramai berita yang mengabarkan bahwa serangan cyber banyak juga yang berasal dari cina. Internet telah menjadi kendaraan politik. pemutusan koneksi internet ini perlu di waspadai warga dunia yang gemar browsing di Internet. akankah nanti akan memasyarakat teknologi yang mampu untuk menyiarkan jaringan internet sendiri.



Film Hollywood


ada hal menarik mengenai film hollywood akhir-akhir ini. yaitu mengenai boikot yang dilakukan eksportir film dari Amerika Serikat yang mengatakan tidak akan menayangkan film-film Hollywood di bioskop-bioskop Indonesia. hal ini terkait beban tarif yang ingin dikenakan terhadap film tersebut. katanya peraturan ini untuk melindungi industri perfilman dalam negeri. dan yang anehnya alasan dikenakannya beban tarif ini baru saja mencuat kepermukaan, setelah di internet ramai masyarakat merasa khawatir tidak dapat lagi menonton film Hollywood di bioskop-bioskop.


menurut saya inti permasalahan kalah bersaingnya film dalam negeri dengan film Hollywood adalah ketidakmampuan sineas Indonesia dalam membaca selera penonton film di Indonesia. para sineas Indonesia gemar memproduksi film-film horor & film-film yang mengekplorasi sisi-sisi seksualitas. hal ini kata mereka dikarenakan hasil lembaga survey mengatakan bahwa selera film masyarakat Indonesia adalah seperti itu. tapi menurut saya selera penonton film di Indonesia tidaklah seperti apa yang dikatakan oleh lembaga-lembaga survey itu.


buktinya ketika para produsen film Indonesia memproduksi film dengan kriteria yang dirumuskan oleh lembaga survey, film mereka justru kalah bersaing di pasaran dengan film-film Hollywood. hal inilah yang kemudian kemungkinan mendorong para produsen film Indonesia untuk mendukung dikenakannya beban tarif bagi film-film yang diimpor dari Amerika Serikat. menurut saya produsen film dalam negeri harusnya bisa bersaing dengan film-film impor. dengan cara mengubah genre-genre film yang mereka produksi. mereka justru perlu belajar dari film-film impor yang laku di pasaran Indonesia.


insentif yang diberikan kepada produsen film dari Indonesia sebaiknya berupa: pembebasan film produksi Indonesia dari pajak apapun, subsidi biaya produksi film indonesia yg kalau bisa sebesar 50% dari total biaya produksi, subsidi harga tiket menonton film-film Indonesia diioskop-bioskop yang bagusnya sebesar 50%, dan aturan yang ketat mengenai kualitas film-film Indonesia yang boleh tayang di Bioskop-bioskop ( standar kualitas film Indonesia yang boleh tayang di Bioskop hendaknya mengikuti perkembangan selera penonton film di Indonesia yang sebenarnya).


menurut saya dengan kualitas film yang tidak kalah dari film hollywood & harga yang lebih murah, maka film Indonesia menjadi banyak ditonton oleh para penggemar film di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberikan Komentar